Cerita Suka Duka Jessica Tanoesoedibjo saat Menuntut Ilmu ke Australia dan Amerika

https: img-k.okeinfo.net content 2019 08 10 612 2090297 cerita-suka-duka-jessica-tanoesoedibjo-saat-menuntut-ilmu-ke-australia-dan-amerika-hGYXGcmHQ2.jpgJessica menimba ilmu di luar negeri (Foto: Inst)


Sebagian besar masyarakat pasti ingin mengenyam pendidikan hingga ke luar negeri. Hal ini dilakukan demi mendapatkan pengajaran dan ilmu yang lebih baik dibandingkan dengan apa mereka dapatkan di Indonesia.
Meski demikian, menuntut ilmu hingga ke luar negeri bukanlah sebuah hal yang mudah. Tak hanya diperlukan otak yang pintar, namun mental pun harus dipupuk agar bisa bertahan dan hidup mandiri di negara orang.
Direktur MNC Kapital, Jessica Tanoesoedibjo pun membenarkan hal ini. Sebagaimana diketahui, anak ketiga dari Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo ini menuntut ilmu mulai dari Negeri Kanguru hingga menuju Negeri Paman Sam.
Ia pun bercerita bahwa faktor keluargalah yang menjadi beban untuknya pada saat pertama kali memutuskan untuk menuntut ilmu hingga ke luar negeri. Meski demikian Jessica bukannya takut, namun menjadikan hal ini sebagai tantangan dalam hidupnya.
Jessica belajar di luar negeri
“Salah satu tantangannya adalah jauh dari keluarga mengingat keluarga saya besar, jadi ketika pertama kali keluar merasa sendiri. Jadi ini hal yang pertama kali jadi tantangan. Hal lainnya adalah harus belajar mandiri karena dulunya semua sudah disediain,” terang Jessica saat ditemu di Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).
Jessica pun bercerita bahwa kehidupan seorang diri saat berada di luar negeri memaksanya untuk bisa memasak sendiri, cuci baju sendiri hingga beradaptasi dengan kultur yang berbeda. Hal yang cukup sulit adalah beradaptasi dengan kultur orang lain.

“Saya sempat pindah dari Sydney ke Amerika jadi tiap kali pindah ada masa transisi untuk penyesuaian. Pertama kali keluar mungkin butuh waktu setahunan untuk beradaptasi, cuma pas kedua kali pindah mungkin menjadi lebih mudah untuk beradaptasi,” lanjutnya.
Selain itu hidup di negara orang juga menciptakan persaingan antar individu. Pada saat inilah keberanian dan sikap percaya diri diperlukan, mengingat karakter Indonesia yang cenderung malu. Karakter inilah yang harus diubah agar seseorang bisa survive untuk hidup di negara tersebut.
“Persaingannya berupa orang-orang yang lebih liberal, hot spoken (Australia dan Amerika) sementara orang Indonesia lebih malu. Jadi untuk ngomong di kelas atau presentasi lebih malu. Cuma lama-lama hal tersebut harus dipelajari dan berusaha untuk beradaptasi,” sambungnya.
Jessica cantik
Lebih lanjut, Jessica pun membagikan kiatnya agar dapat bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan serta kultur yang baru. Salah satu caranya dengan turut aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Ia juga menyarankan untuk bisa bersosialisasi dengan orang lokal, agar bisa menambah pengalaman.
“Dulu pas lagi kuliah di Australia, saya tergabung dengan Perhimpunan Pelajar di Australia. Di sana kita mengadakan Indonesian market untuk anak-anak di Aussy. Serta tak lupa berteman sama orang-orang lokal, pasalnya orang Indonesia mainnya sama anak Indonesia lainnya. Padahal sekolah ke luar negeri kan niatnya untuk cari pengalaman dan belajar dengan orang-orang yang lafal,” tutupnya.

Share:

Arsip Blog

Recent Posts