Herayati Sawitri anak pengayuh becak asal Kota Cilegon, Banten akhirnya dapat menggapai cita-cita yang selama ini diimpikan menjadi seorang dosen di tanah kelahirannya. Hera diminta pihak kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) untuk bergabung menjadi dosen luar biasa.
Permintaan itu disampaikan secara langsung oleh Rektor Untirta Soleh Hidayat kepada anak dari pasangan Sawiri dan Durah warga Kelurahan Kotasari, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon. Pihak kampus mengetahui bahwa Hera telah menempuh pendidikan S2 di Institut Tekhnologi Bandung dengan waktu 10 bulan saja.
"Dia punya cita cita menjadi dosen, anaknya berprestasi, dari keluarga dengan perekonomian kurang. Maka kami menyambut baik keinginan dari herayati yang ingin menjadi dosen di Banten," kata Rektor Untirta Soleh Hidayat saat dikonfirmasi, Selasa (23/7/2019).
Dengan prestasi dan potensi yang dimiliki oleh lulusan terbaik Institut Tekhnologi Banding (ITB), Soleh mengaku dapat memberikan motifasi dan inspirasi kepada anak muda di Banten. Nantinya, Hera akan menjadi dosen di Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau Tekhnik Kimia Fakultas Teknik Untrita.
"Semester ini bulan September akan mulai mengajar sebagai Dosen Luar Biasa. Sambil menunggu adanya penerimaan dosen. Nanti Herayati untuk ikut tes sebagai dosen tetap,” jelasnya.
Herayati mengaku bahagia setelah mendapatkan tawaran dan menerimanya menjadi dosen luar biasa dari Untirta. "Tadi diminta menjadi dosen luar biasa untuk ngajar teknik kimia dasar di beberapa jurusan. Lebih banyaknya di Fakultas teknik, dan Alhamdulillah Hera seneng, kan memang inginnya menjadi dosen tetap di sana (untrita)," ujarnya.
Sebelumnya, kata Hera, saat lulus S1 dan memperoleh predikat Cum Laude dengan IPK 3,77 sudah diminta untuk mengabdikan diri menjadi dosen di Untrita jika sudah menempuh pendidikan S2. "Emang inginnya begitu (menjadi dosen), dari tahun lalu sudah saya sampaikan ingin menjadi dosen," kata Hera.
Untuk diketahui, Program Magister Kimia yang sudah dilaluinya menggunakan Program Fast Track dalam waktu satu tahun saja. Hebatnya lagi, Hera lulus dengan tidak mengeluarkan biaya sedkitpun, bahkan bisa memberi kepada orang tua.
Hera menyelesaikan tesis dengan judul “The Sulfonated Chitosan Derivatives: Synthesis and Their Application for Curcumin Delivery”, dengan pembimbing dari ITB yakni Dr. Deana Wahyuningrum dan advisor dari Chulalongkorn University Dr. Varawut Tangpasuthadol dan Dr. Voravee P. Hoven.
Hera akhirnya Wisuda pada Juli 2019 Hera mendapatkan predikat Cum Laude. Inilah hasil dari kerja kerasnya meskipun dengan keterbatasan ekonomi keluarganya.