Kota Surabaya dikenal sebagai kota yang telah menghasilkan aneka program terkait pendidikan. Program tersebut kini menuaikan hasil.
Bahkan, ada beberapa pihak yang menanyakan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengenai langkah apa yang telah diterapkan sehingga kualitas pendidikan di wilayahnya semakin membaik.
Sebelumnya, pemkot Surabaya telah menjalankan program-program yang dengan harapan dapat memajukan taraf pendidikan di kotanya. Melihat kondisi dari anak-anak di Surabaya, wali kota perempuan itu menyadari bukanlah hal yang mudah dalam memperbaiki pendidikan.
Ketika masuk satu tahun kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini, ia tahu kalau wilayahnya memiliki masalah terkait pendidikan. Salah satu penyebabnya adalah karena daerah itu memiliki enam distrik lampu merah atau area prostitusi yang beroperasi.
Lingkungan seperti inilah yang menjadi alasan jumlah siswa putus sekolah di Surabaya semakin meningkat. Lalu, langkah dan tindakan apa saja yang dilakukan oleh pemkot setempat untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Surabaya?
1.Membentuk Banyak Inisiatif
- Pada 2011, Pemkot Surabaya membuat program pendidikan gratis, dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah dan kejuruan.
- Pemkot Surabaya memberikan kesempatan bagi anak-anak yang tinggal di area prostitusi untuk mendaftar sekolah gratis yang terletak di tempat terdekat dengan rumah mereka.
- Selain dibebaskan bersekolah dengan tanpa biaya, anak-anak juga diberikan seragam, tas, sepatu, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan secara gratis pula.
- Dikarenakan banyak dari mereka yang lebih memilih untuk tidak bersekolah, sebab mereka terbiasa mendapatkan uang dengan cara mengemis atau mengamen di jalan, pemkot Surabaya membangun tempat perlindungan gratis untuk menampung anak jalanan itu.
- Pemkot Surabaya memberikan perawatan yang tepat untuk anak-anak, serta dukungan untuk pengembangan bakat.
Perbaiki Kualitas Pendidikan
2.Memberikan Pelatihan Keterampilan dan Sarana Tempat Belajar
- Sebelumnya, pada 2010 pemkot Surabaya mengeluarkan program Pahlawan Ekonomi yang menargetkan ibu rumah tangga keluarga miskin dan melatih mereka untuk menjadi wirausaha perempuan.
- Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, kondisi ekonomi dan kemiskinan keluarga menjadi salah satu pemicu anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang memadai.
- Bagi siswa yang tidak melanjutkan ke universitas dan ingin mulai bekerja, pemkot Surabaya memberikan pelatihan gratis dan dukungan untuk pemasaran produk melalui program Pejuang Muda. Dukungannya berupa beasiswa untuk sekolah hotel, sekolah desain mode, dan sekolah penerbangan.
- Langkah berikutnya yaitu pemkot setempat membangun 1.430 perpustakaan umum dan sudut baca yang tersebar di seluruh kota, termasuk di taman kota dan di daerah perumahan yang miskin.
- Memberikan sarana dan prasarana berupa Rumah Bahasa, Rumah Matematika, Broadband Learning Center (BLC), serta ruang kerja bersama koridor yang tak hanya difungsikan untuk startup, tetapi juga bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran online secara gratis.
- Pemkot Surabaya mengembangkan 78 sekolah inklusi untuk anak berkebutuhan khusus yang banyak datang dari keluarga kurang mampu. Ada juga tempat perlindungan sosial untuk melanjutkan kehidupan dan mengembangkan keterampilan mereka.
- Pemkot Surabaya menyiapkan berbagai pelatihan keterampilan seperti olahraga, seni, dan musik di ruang publik seperti di Balai Kota dan dan Taman Kota.
3. Menerapkan Pendidikan Online dan Pendidikan Kampung
- Pihaknya telah menerapkan program pendidikan online, di mana para siswa dapat ujian secara online, laporan online, dan orang tua dapat memantau kinerja anak mereka di sekolah menggunakan platform online tersebut.
- Menggelar kompetisi regular tentang robotika dan penelitian, serta pekan seni pertunjukan siswa untuk menampilkan kebisaan mereka dalam tarian tradisional, membaca puisi, drama, dan lain sebagainya.
- Menjalankan program Pendidikan Kampung atau lingkungan. Program itu bertujuan semua lingkungan di kota harus menunjukan dukungan kepada anak usia sekolah untuk belajar dan membantu mengurangi potesi kenakalan remaja, serta mempromosikan melek huruf.
Seluruh rangkaian usaha Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memperbaiki kualitas pendidikan di kotanya terbukti sudah membuahkan hasil, yaitu Surabaya dianugerahi UNESCO Learning City Awards pada 2017.
Bangun Sanggar Kegiatan Belajar
4. Kurangi Anak Putus Sekolah lewat Sanggar Kegiatan Belajar
Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan baru-baru ini memberikan fasilitas bagi anak putus sekolah berupa program Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Negeri 1 Surabaya.
SKB ini merupakan sekolah nonformal setara dengan SMA/SMK/Ma. Bedanya, anak putus sekolah di Surabaya yang tergabung juga mendapat fasilitas memilih vokasi yang paling diminati sehingga output peserta akan memperoleh Ijazah Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan Paket C dan Sertifikat Pelatihan Uji kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Kemendikbud.
Sejumlah vokasi yang disiapkan untuk calon siswa sesuai dengan minatnya. Vokasi tersebut mulai dari tata boga, otomotif, barista, fashion, komputer, dan seni musik.
Pemkot Surabaya menyiapkan SKB tersebut di SMP Negeri 60 dengan lima kelas khusus.Untuk ikuti tersebut juga ada SKB-nya antara lain Pertama, peserta asal Kota Surabaya yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK). Kedua, peserta telah lulus SMP sederajat atau paket B dan memiliki ijazah serta SKHUN. Ketiga, bagi mereka yang sudah pernah bersekolah di SMA, peserta wajib menyertakan raport dan dalam kondisi rentan atau putus sekolah. Dan syarat terakhir adalah usia minimal 16 hingga 21 tahun.
5. Tingkatkan Kualitas Literasi
Pemkot Surabaya melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan meningkatkan kualitas literasi untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Surabaya. Salah satunya dengan menambahkan jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang tersebar di Kota Surabaya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan, berdasarkan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2019, Pemkot Surabaya menambah 66 TBM yang terletak di balai RW dan rusun se-Surabaya.
"Saat ini total TBM yang ada 467, dan targetnya penambahan 66 TMB baru tersebut selesai di bulan Oktober 2019,” kata Musdiq, Rabu, 11 September 2019.
Ia menuturkan, TBM dikembangkan di kantong-kantong pemukiman masyarakat bertujuan agar akses literasi lebih mudah dijangkau. Selain itu, masyarakat bisa mendapat akses literasi secara merata.
“Sehingga dalam hal ini, masyarakat mempunyai alternatif sumber bacaan yang lebih bisa dipertanggungjawabkan dibanding menggunakan gadget,” ujar dia.